PERTANIAN DI LUAR NEGERI
- KOREA SELATAN
Agenda utama Korea Selatan pada putaran Doha adalah tetap mempertahankan subsidinya di bidang pertanian. Hal ini juga merupakan bentuk proteksi pemerintah Korsel terhadap produk-produk pertaniannya. Agar produk-produk pertaniannya tidak jatuh (collapsed) di pasaran dunia dengan banyaknya produk-produk pertanian dari negara-negara maju, seperti AS dan Uni Eropa.
Di
tingkat pembangunan pertanian, kebijakan pasca perang adalah:
(1) Pemerintah menyediakan infrastruktur
seperti jalan, irigasi, dan lain-lain;
(2)
di level masyarakat dilakukan pendidikan dan pelatihan, dan
(3)
pada level Pemerintah dikeluarkan beberapa insentif antara lain:
(a)
Pajak khusus pertanian dan Pajak khusus pendidikan. Kemudian memasuki abad 20,
terjadi perubahan kebijakan di mana pertanian diarahkan kepada:
(1)
Kesejahteraan masyarakat pedesaan;
(2)
ramah lingkungan;
(3)
terintegrasi dengan pembangunan masyarakat pedesaan. Selain itu, sebelumnya
pemerintah juga mengeluarkan kebijakan lain yaitu memberikan kemudahan
finansial dengan membentuk:
(1)
Farm Land Management Fund Law; dan
(2)
Farm Land Bank Law. Jika dilihat dari kenyataan sejarah, jelaslah mengapa
Korsel ingin tetap mempertahankan subsidi pertaniannya agar tidak membunuh para
petaninya yang jumlahnya hanya sekitar 30% dari penduduk Korsel (yang lebih
dari 40 juta jiwa) yang sebagian besar masih sangat berpegang pada sistem
pertanian tradisional. Mereka masih terikat dengan kepercayaan bahwa nenek
moyang mereka adalah petani dan secara tradisional, gaya hidup sehari-hari
masyarakat merupakan gaya hidup petani
Basis
kekuatan ekonomi Korea Selatan untuk saat ini sangat bertumpu pada sektor
industri. Apabila Pemerintah Korea Selatan mencabut subsidi pertanian, maka hal
ini dikhawatirkan akan mengancam eksistensi sektor pertanian Korsel.
Sektor pertanian di Korea Selatan hanya sebesar 30%, sedangkan selebihnya
bertumpu pada sektor jasa dan perindustrian. Sehingga dikhawatirkan apabila
subsidi dicabut, maka kesejahteraan para petani akan terancam sehingga mereka
tidak mampu lagi mengolah lahan pertaniannya. Lebih dari itu, persoalan ini
akan mengancam kehidupan dan kemajuan masyarakat pedesaan yang sebagian besar
mengandalkan sektor pertanian tradisionalnya. Hal ini dapat menimbulkan collapsed bagi perekonomian
masyarakat pedesaan. Karena basis kekuatan ekonomi mereka tidak bisa berjalan.
Didasarkan pada realita tersebut, maka ketahanan pangan rakyat Korea Selatan
dapat terancam karena dikhawatirkan para petani justru akan beralih ke sektor
industri (menjadi buruh industri).
http://annisamardiana.wordpress.com/2012/11/10/pertanian-korea-selatan/
- JEPANG
Beras yang di produksi di jepang merupakan beras terbaik di dunia , terasa sangat legit .
Semua itu dikarenakan ilmu biokimiayang dapat mengubah tanahnya menjadi lebih suburdan menghasilkan padi yang terbaik sedunia. Produk lain yang produktivitasnya menunjang perekonomian msyarakat jepang adalah buah melon. Buah melon dijepang bukan hanya rasanya yang manis namun ketika digigit akan terasa memiliki daging yang kenyal serta wangi dan harum sehingga dapat memuaskan penikmat. Dengan berjalannya waktu , populasi di jepang semakin berkurang .Jumlah tenaga kerja yang semakin berkurang ini memungkinkan pertanian di jepang akan dikelola kurang baik . Adanya masalah tersebut Indonesia akan mendapat keuntungan yaitu dengan kapasitas indonesia sebagai negara terpadat nomor 4 akan mengirimkan tenaga kerja ke jepang. Melihat kemampuan teknologi yang luar biasa membuat pertanian jepang salah satu sektor harapan perekonomian jepang dimasa mendatang. http://lowonganmagangjepang.blogspot.com/2013/11/teknologi-pertanian-masa-depan-jepang.html- AUSTRALIA